Home » » Penghentian ekspor daging sapi

Penghentian ekspor daging sapi

Written By Admin on Kamis, 07 Agustus 2003 | 11.05

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel menjamin penghentian ekspor daging sapi dari Australia ke Indonesia tidak pada harga daging di daerah ini. Pengaruh itu hanya akan dirasakan daerah yang menggantungkan kebutuhan dagingnya dari impor. “Sementara Sulsel bisa memenuhi kebutuhan dagingnya. Bahkan konsumsi daging per kapita di Sulsel melampaui konsumsi per kapita secara nasional,” kata Sekretaris Dinas Peternakan Sulsel Siswadhi Achmad di Makassar, kemarin.

Hingga saat ini belum ada permintaan daging dari luar Sulsel, seiring penghentian ekspor daging sapi oleh Pemerintah Australia tersebut. Namun, dia memprediksi akan banyak permintaan daging dari daerah lain ke Sulsel pasca penghentian daging impor tersebut. Sulsel dikenal sebagai salah satu sentra produksi ternak sapi nasional. Saat ini produksi ternak sapi sudah mencapai 868.000 ekor atau mencapai sekitar 80% dari target 1 juta ekor. Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo juga mengatakan, keputusan Australia tidak lagi mengekspor daging ke Indonesia, tidak akan memberi dampak berarti bagi Sulsel.

Daerah ini sudah swasembada daging. Apalagi, dengan program 1 juta ekor sapi hingga tahun depan, kebutuhan daging lokal bukanlah hal yang sulit dipenuhi. Kendati Pemprov menjamin ketersediaan daging, para pemilik warung makan yang selama ini menggantungkan pasokan daging dari Negeri Kanguru tersebut tetap resah. “Saya khawatir akan kekurangan pasokan daging dan jeroan yang terdiri atas hati dan jantung. Selama ini saya menggantungkan kebutuhan warung dari daging impor asal Australia,”ujar Sudirman, pemilik warung coto,di Tamalanrea, kemarin.

Selama ini kendala pedagang jika menggunakan daging lokal adalah kurangnya jeroan (hati dan jantung). Karena itu, dia berharap pemerintah menyikapi hal ini dengan bijaksana sehingga daging impor bisa masuk kembali ke Indonesia. Meski penghentian pasokan daging impor belum berpengaruh terhadap harga daging lokal,jika kondisi ini berlanjut, diprediksi harga daging lokal akan melonjak. “Kami pasti tidak mau rugi. Mau tidak mau kalau hal tersebut terjadi, kami juga naikkan harga makanan,” tuturnya.

Sementara itu, stok daging impor dari Australia hingga kemarin masih banyak tersedia di pasaran. Salah satunya di Pasar Daya Makassar. Pedagang daging impor, Farihin, mengatakan, daging yang dijualnya dipasok perusahaan importir daging dari Australia dan Selandia Baru. “Meskipun Australia tidak lagi mengekspor daging ke Indonesia, pasokan ke tempat saya tetap ada,”ujarnya. Daging impor tersebut dijual Rp60.000 per kilogram (kg), sama dengan harga daging lokal.

Dia mengatakan, banyak masyarakat yang mengonsumsi daging impor ketimbang daging lokal karena kualitasnya lebih bagus. “Kalau daging lokal, kadang tiba di tangan pedagang sudah berwarna hitam,” tandasnya. Demikian catatan online Leak yang berjudul Penghentian ekspor daging sapi.

0 komentar:

Posting Komentar