Home » » JAL

JAL

Written By Admin on Jumat, 29 Januari 2010 | 18.59

Banjir menelan korban merupakan postingan sebelumnya pada blog Leak, kali ini saya akan menulis tentang JAL atau singkatan dari Japan Airlines yang merupakan maskapai penerbangan yang paling prestisius. Didukung citra Jepang yang adikuasa ekonomi terkemuka dan kewibawaan JAL semakin perkasa. Kalau di bandingkan dengan kualitas increase your traffic with klikrar kualitasnya bagusan mana? Maaf hal tersebut tidak ada kaitannya, hanya untuk menembak keyword saja, heheheh...

Menurut informasi yang saya dapatkan dari mesin pencari, mendadak pada awal tahun 2010, maskapai penerbangan kebanggaan Jepang yang kebetulan juga maskapai penerbangan terbesar di Asia itu ternyata bangkrut!Dengan nilai utang tidak kurang dari 1,5 triliun yen atau USD 16,5 miliar sampai november 2009, kasus bangkrutnya JAL merupakan salah satu prahara malapetaka terbesar dalam sejarah perusahaan Jepang! Meski sudah dalam kondisi bangkrut, ternyata nilai JAL masih dianggap sangat berharga di dunia industri perdagangan. Terbukti Delta Airlines masih sibuk berikhtiar merayu JAL untuk meninggalkan aliansinya dengan Amerika Airlines.

Padahal, berdasarkan appraisal, nilai JAL dapat dianggap sama sekali tidak berharga, sebab harga kapasitas pasar maskapai penerbangan Jepang ini tinggal 13,7 miliar yen atau sama dengan harga sebuah pesawat terbang Boeing 787 belaka. JAL didirikan pada 1951 dan semula merupakan BUMN Jepang. Terbawa pertumbuhan arus ekonomi Jepang yang fantastis, JAL berkembang luar biasa pesat sebagai flagship carrier kekaisaran Jepang menjadi yang terbesar di Asia dan diswastakan pada 1987. Setelah itu, lambat tapi pasti, JAL menjadi korban ambisi dirinya sendiri!

Ketika pasar saham Jepang ambruk pada 1980-an, investasi berlebih dan penuh resiko diberbagai resor dan hotel menggerogoti JAL. Biaya penggajian yang meninggi di samping jarang penerbangan domestik yang terus merugi justru di pertahankan lebih karena pertimbangan politis ketimbang ekonomi. Akhir-akhir ini penerbangan internasional JAL juga miskin penumpang akibat kemerosotan ekonomi global, kecemasan terorisme, dan flu babi. Bahkan, ditambah pula persaingan sesama maskapai penerbangan Jepang, yakni All Nippon Airways, disamping memar pada cerita keamanan penerbangan.

Dalam kurun enam bulan sampai dengan september 2009 saja JAL sudah merugi 131,2 miliar yen akibat pasak jauh lebih besar dari pada tiang! kita bisa memetik berbagai pelajaran kalirumologis sangat berharga dari prahara kebangkrutan JAL. Salah satu maskapai penerbangan paling prestisius tersebut, dengan dukungan kerabat kerja sumber daya insan Jepang yang profesionalisme dan etos kerjanya tidak perlu diragukan lagi, termasuk terbaik di dunia. Namun ternyata profesionalisme teknis saja tidak cukup selama sebuah lembaga perusahaan lebih mengutamakan keputusan-keputusan berdasar pertimbangan dan perhitungan politis.

Salah satu parameter yang paling mendasar dalam bisnis, yaitu pasak jangan sampai lebih besar ketimbang tiang, ternyata bisa terabaikan oleh perusahaan superprofesional dengan kerabat kerja para pendekar sakti mandraguna. Akibat terbius ambisi eksesif, apalagi berdasar pertimbangan politis belaka, manajemen JAL tidak memperhatikan hal-hal yang mendasar. Mereka lebih sibuk memperhatikan hal-hal yang melangit nun jauh diluar jangkauan kemampuan diri sendiri. Swastanisasi juga terbukti lebih baik ketimbang BUMN, sebab memang yang utama bagi perusahaan sebenarnya bukan jenis swasta, BUMN, keluarga, nonkeluarga, tbk atau entah apa lagi, melainkan realitas kemampuan dan kemampuan manajerialnya.

Satu hal lagi perlu kita teladani dari reaksi masyarakat Jepang terhadap kemelut maskapai penerbangan kebanggaan mereka itu. Kita bandingkan, apabila Garuda Indonesia merugi saja bisa jadi mereka sudah habis-habisan di cacimaki, maka masyarakat Jepang meski kecewa atas kebangkrutan JAL tak sibuk mencemooh , melecehkan, mencaci-maki, atau menghujat kegagalan manajemen JAL. Rakyat Jepang mengungkapkan rasa prihatin mereka dengan menyampaikan berbagai saran konstruktif sebagai ikhtiar bersama menyelamatkan JAL dari tragedi binasa seperti PAN AM.

Bahkan karyawan JAL, Alihalih menuntut pesangon, malah merelakan gaji mereka dipangkas demi ikut menghindari maskapai penerbangan kebanggaan Jepang dari kebangkrutan! Semangat nasionalisme Jepang memang mengagumkan, bahkan mengharukan. Bagaimana semangat blogger Gerbang Type Approval dalam memposting artikel? apakah semangat juga? Tentu saja iya, gerbang type approval tidak kalah semangatnya dengan Japan Airlins dalam berposting.

0 komentar:

Posting Komentar