Home » » Butuh yang Berani dan Berkarakter Kuat

Butuh yang Berani dan Berkarakter Kuat

Written By Admin on Kamis, 06 Mei 2010 | 13.57

Butuh yang Berani dan Berkarakter KuatTabung Elpiji Ilegal Beredar Luas merupakan postingan sebelumnya di blog Leak, dan kali ini saya akan membahas tentang Butuh yang Berani dan Berkarakter Kuat. Menurut informasi bahwa kebanggaan mengemuka ketika Sri Mulyani Indrawati dipercaya sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Ini berarti pengakuan dunia terhadap salah satu putra terbaik bangsa.

Sangat bertolak belakang sekali dengan postingan saya yang berjudul Sri Mulyani Dalam Kasus Bank Century. Dia diakui karena kiprah dan keberhasilannya dalam menjaga perekonomian tetap tumbuh positif meski sempat didera krisis global. Tidak kalah hebat adalah reputasinya sebagai menteri yang sukses menjalankan reformasi birokrasi di kementerian yang dipimpinnya. Sosok Sri Mulyani mengingatkan kita pada istilah yang pernah diungkapkan wartawan senior Mochtar Lubis, the vanishing breedatau the rare exception (Manusia Indonesia, 2001).

Ini adalah istilah tentang mereka yang memiliki kekecualian yang jarang ditemukan saat ini. Konteks yang disampaikan Mochtar Lubis adalah untuk menyebut orang yang berlawanan dengan pendapatnya tentang enam sifat manusia Indonesia, yaitu munafik atau hipokrit, enggan dan segan bertanggung jawab, bersikap dan berperilaku feodal, percaya takhayul, artistik dan berbakat seni, serta lemah watak dan karakternya. Sri Mulyani bisa disebut sebagai the rare exception.

Salah satu yang bisa jadi ukuran adalah situasi politik yang melingkupinya sebelum menerima tawaran sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Sri Mulyani menjadi sasaran tembak oleh politisi dalam kasus Bank Century. Meurut Type Approval Indonesia bahwa Sri Mulyani adalah pengecualian di tengah politisi yang berusaha mencari kesalahan. Dia menjawab serangan itu dengan prestasi. Namun, sesungguhnya, catatan penting yang membuat Sri Mulyani benar-benar pengecualian ada pada watak dan karakternya.

Sri Mulyani telah menunjukkan karakter yang kuat, terutama dalam memimpin program reformasi birokrasi. Memang ada sedikit ganjalan dengan terbongkarnya kasus pungutan liar di Kantor Bea dan Cukai Tanjung Priok, begitu juga kasus mafia pajak Gayus Tambunan. Namun di luar itu, dia berhasil mendorong perbaikan kualitas birokrasi di Direktorat Jenderal Pajak maupun Bea dan Cukai.

Sebagai pemimpin, Sri Mulyani menunjukkan karakter kuat dan integritasnya. Dia menyadari tugas yang dijalani adalah sebuah panggilan. Kekuatan karakter tampak ketika dia tahan terhadap godaan. Ini penting jika melihat misi yang diemban Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, terutama di Ditjen Pajak serta Ditjen Bea dan Cukai yang sejak dulu punya reputasi korup.

Institusi seperti itu butuh teladan dan Sri Mulyani menjadi sosok yang berhasil mengemban misi itu. Memimpin reformasi birokrasi tidak hanya butuh orang yang pintar,tetapi juga berani. Keberanian itu tampak pada Sri Mulyani. keberanian pulalah yang diharapkan oleh Sri Mulyani bisa tumbuh dari jajaran Kementerian Keuangan ketika ditinggalkannya.

Seperti dikatakan Sri Mulyani kepada jajarannya,jangan berikan suasana takut kepada anak buah, jangan intimidasi atau dikorbankan oleh pihak lain, pimpinan harus peka untuk itu.Kementerian Keuangan disebutnya tidak gentar pada kesulitan yang dihadapi dan tidak menyerah pada tekanan yang ada. Pesan itu pulalah yang seharusnya didengungkan ketika bicara mengenai sosok pengganti Sri Mulyani.

Siapa pun pengganti Sri Mulyani tidak hanya harus pintar, tetapi juga harus berani. Dia tidak hanya harus punya kemampuan matang dalam pemahaman ekonomi makro dan mikro, sehingga kebijakan bidang fiskal dan moneter bersinergi langsung dengan kebijakan di sektor riil, tetapi dia juga harus berani melakukan terobosan dalam menjaga semangat reformasi birokrasi. Tambahan lain adalah dia harus memiliki karakter yang kuat. Sepertinya sulit karena syarat-syarat seperti ini adalah the rare exception, tetapi bukan berarti tidak bisa.

Beberapa nama sudah disebut-sebut layak menggantikan Sri Mulyani. Ada Darmin Nasution (Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia), Anggito Abimanyu (Kepala Badan Kebijakan Fiskal), Agus Martowardojo (Dirut Bank Mandiri), Ahmad Fuad Rahmany (Kepala Badan Pengawas Pasar Modal), dan lain-lain.

Tentang siapa yang akan dipilih, itu adalah hak prerogatif presiden menurut Type Approval Indonesia. Siapa pun yang akan terpilih nanti, dia akan menghadapi banyak pekerjaan rumah. Salah satu pekerjaan rumah utama adalah keberanian meneruskan reformasi birokrasi, termasuk membongkar mafia pajak.

0 komentar:

Posting Komentar