Menurut Dawam, umat Islam harus mulai berpikir jujur bahwa pada kenyataannya beberapa kelompok memang ada yang tidak toleran dan tidak menyetujui pluralisme.
"Ini kenyataan, umat Islam harus berpikir jujur. Mereka bilang damai, tapi nyatanya tidak damai," ujarnya.
Tindak kekerasan yang kerap dilakukan ormas agama menurut Dawam merupakan imbas dari kebebasan dan menyebabkan timbulnya perasaan dominan.
"Hasutan-hasutan juga memprovokasi kelompok-kelompok garis keras melakukan kekerasan dan mengancam kerukunan," ungkap Dawam kepada Kompas.com. Dengan hasutan tersebut, lanjut Dawam, pola pikir masyarakat terindoktrinasi sehingga muncullah fanatisme yang luar biasa.
"Apalagi, didukung dengan sistem pendidikan yang tidak pluralis," ujarnya. Untuk mengatasi konflik-konflik antar golongan, etnis, dan agama ini, ungkap Dawam, Indonesia harus mulai menggarap serius pola pendidikan yang berbasis pluralisme.
"Pendidikan yang ada harus toleran yang plural, damai, dan menghargai demokrasi," tandasnya.
0 komentar:
Posting Komentar